Inilah penjelasan mengeni pesawat N250 Gatotkaca, pesawat pertama buatan Indonesia.
Pada artikel kali ini, kita akan berkenalan dengan pesawat kebanggaan bangsa Indonesia, yaitu pesawat N250 Gatotkaca yang dirancang oleh Bacharudin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie. Yap, pesawat ini memang dirancang sendiri oleh Bapak Presiden ketiga kita.
Artikel ini dibuat dari berbagai sumber yang berbeda, seperti Kompas.com, Wikipedia bahasa Indonesia, CBNC Indonesia, detikNews dan berbagai sumber lainnya.
Pendahuluan.
Indonesia sempat mencatat sejarah dengan membuat sebuah pesawat terbang di tahun 1995. Hal ini tak lepas dari nama besar mantan presiden BJ Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menristek. Pembuatan pesawat ini menjadi program Pemerintah yang dilaksanakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi yang dipercayakan kepada PT. Dirgantara Indonesia. Pak BJ Habibie membuat pesawat ini dengan mimpi besar agar Indonesia yang secara geografis berupa kepulauan dapat terkoneksi lewat udara.
Kode N yang digunakan pada nama pesawat memiliki arti sebagai "Nusantara", sementara sebutan “Gatotkaca” adalah pemberian dari Presiden Soeharto untuk prototipe pertama pesawat N250.
Sejarah singkat.
Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap oleh PT. IPTN (sekarang PT. Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.
N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (prototype aircraft - PA) yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya ada 2 pesawat yang berhasil dibuat prototipe-nya, menyusul diberhentikannya program pengembangannya. 2 pesawat itu adalah :
- PA-1 dengan sandi Gatotkaca, 50 penumpang, terbang perdana (first flight) selama 55 menit pada tanggal 10 Agustus 1995.
- PA-2 dengan sandi Krincing Wesi, N250-100, 68 penumpang terbang perdana (first flight) pada tanggal 19 Desember 1996.
Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300.
Berat dan Dimensi.
Rentang Sayap: 28 meter
Panjang badan pesawat: 26,30 meter
Tinggi: 8,37 meter
Berat kosong: 13.665 kg
Berat maksimum saat take-off (lepas landas): 22.000 kg
Performa Pesawat.
Pesawat N250 awalnya didesain dengan kapasitas 30 penumpang yang kemudian diganti menjadi 50 penumpang. Pesawat N250 ini dibuat dengan spesifikasi mesin dual turboprop 2439 KW Allison AE 2100C dengan jumlah enam bilah baling-baling. Pesawat buatan anak bangsa ini mampu terbang dengan kecepatan maksimum 610 km/jam dan kecepatan ekonomisnya pada 555 km/jam. Ketinggian jelajah pesawat N250 ada di 25.000 kaki dengan daya jelajah mencapai 2040 km.
Penerbangan pertama.
N250 terbang perdana menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan ke-50 RI pada 10 Agustus 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Dipiloti chief test pilot Erwin Danuwinata dan co-test pilot Sumarwoto, pesawat itu terbang selama 56 menit sebelum akhirnya kembali mendarat dengan mulus. Presiden Soeharto menyaksikan detik-detik N250 lepas landas dan berkomunikasi dengan para pilot.
Penerbangan perdana dihadiri oleh tokoh-tokoh besar, seperti Presiden Soeharto, Ibu Tien, Wakil Presiden Try Sutrisno, dan Ibu Tuti. Ribuan orang juga menyaksikan langsung penerbangan perdana pesawat N250 yang juga disiarkan langsung oleh TVRI.
Hari bersejarah tersebut kemudian diabadikan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional.
Kelanjutan Produksi Pesawat N250.
Sayangnya kelanjutan produksi pesawat karya Indonesia ini harus terganjal krisis moneter. Krisis moneter yang melanda Indonesia di tahun 1998 membawa dampak kepada kelanjutan produksi pesawat N250. Pada saat itu untuk sampai ke tahap produksi, pesawat N250 butuh investasi senilai 650 juta dollar AS atau kini setara dengan Rp 8,45 triliun. International Monetary Fund (IMF) yang saat itu memberikan bantuan dana kepada Indonesia meminta agar dana tersebut tidak digunakan untuk pengembangan proyek pesawat N250. Mau tidak mau proyek penelitian dan pengembangan pesawat N250 yang tengah berjalan akhirnya terhenti.
Pesawat penelitian dan pengembangan pesawat N250 selanjutnya dilakukan pengakuan sebagai Barang Milik Negara (BMN). Pengakuan aset eks proyek penelitian dan pengembangan N250 sebagai BMN terlebih dahulu dilakukan melalui pencatatan sebagai aset Pengelola Barang (SATK 999.99). Pencatatan sebagai aset Pengelola tersebut dilakukan secara in out untuk kemudian ditetapkan statusnya kepada Pengguna Barang, yaitu Kementerian Pertahanan cq TNI AU dan Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional. Pesawat N250 Pro Prototype Aircraft PA-01 (Gatotkaca) dikelola Kementerian Pertahananan cq TNI AU dan masuk Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala Yogyakarta. Sementara Prototype Aircraft PA-02 (Krincingwesi), Prototype Aircraft PA-03 (Koconegoro), Mockup (Maket Pesawat) N-250 dan Hak atas Kekayaan Intelektual akan dikelola Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional.
Kini dimuseumkan.
Sayang seribu sayang, nasib pesawat turboprop N250 Gatotkaca harus berakhir di museum. Pesawat pertama buatan asli Indonesia ini bakal dimasukkan sebagai koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Sang Gatotkaca ini bakal melakukan perjalanan panjang dari Bandung menuju Muspusdirla Yogyakarta. Ya, bukan terbang tetapi melalui jalan darat dari Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara Bandung, menuju Muspusdirla Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Selama proses perpindahan pesawat N250 Gatotkaca dari Bandung ke Yogyakarta, pesawat melewati jalur darat sejauh 567 kilometer. Fuselage (badan pesawat) N250 Gatotkaca tersebut dibawa menggunakan truk trailer. Kecepatan truk juga benar-benar dijaga, yaitu tidak lebih dari 40 km/jam untuk menjaga keamanannya. Truk itu sangat panjang dan juga lebar. Selama perjalanan, warga antusias menyaksikan pesawat N250 itu. Tapi, sebelum dibawa menggunakan truk, pesawat dibongkar terlebih dahulu. Diawali dengan membuka semua panel di bagian utama, seperti baling-baling, bodi, wing, dan vertical stabilizer.
Sementara N250 Gatotkaca kini masuk museum. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, masuknya N250 ke museum TNI bertujuan untuk mengabadikan karya terbaik anak bangsa. Pesawat itu menjadi inspirasi bagi generasi muda atas kegigihan para pendahulu untuk menguasai teknologi kedirgantaraan.
Itulah penjelasan mengenai pesawat N250 Gatotkaca yang bisa saya sampaikan. Memang disayangkan bahwa pesawat secanggih ini harus dimuseumkan tanpa bisa menunjukan kemampuannya yang sebenarnya, karena krisis moneter yang melanda Indonesia kala itu. Andaikan saat itu tidak ada krisis moneter, maka Indonesia mungkin saja bisa mencatat berbagai sejarah lainnya yang sangat membanggakan.
Meski berakhir tragis, tapi kita tetap harus bangga pada pesawat ini. BJ Habibie yang merancang pesawat ini juga patut diacungi jempol, karena usaha dan semangat beliaulah pesawat ini dapat diciptakan dan bisa lepas landas. Tak heran jika beliau dijuluki sebagai Bapak Teknologi Nasional.
Semoga Artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar