Inilah keluh kesah saya saat mengalami PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, setiap hari para siswa dan mahasiswa harus belajar dari rumah mereka masing-masing. Tentu saja perubahan gaya mengajar yang tiba-tiba ini menyebabkan banyak masalah, baik pada para guru atau para siswa/mahasiswa, tak terkecuali saya.
Ada beberapa hal yang masalah yang Saya alami saat menjalani PJJ, di antaranya :
Tidak adanya sinyal.
Bagi orang yang tinggal di kampung, seperti Saya, keberadaan sinyal untuk dapat terhubung dengan sarana pembelajaran seperti Zoom Meeting atau Google Meet menjadi hal yang sangat sulit untuk didapatkan.
Saya terkadang harus keluar rumah hanya untuk mencari sinyal yang lebih baik, meski sudah menemukan tempat yang cukup sinyalnya, terkadang sinyal tersebut akan hilang secara tiba-tiba saat Saya bergerak. Terkadang sulit rasanya menahan pegal, karena terus memegangi smartphone sambil mendengarkan penjelasan dari Dosen.
Keberadaan sinyal yang jarang ini sering sekali membuat para Siswa ataupun Mahasiswa menjadi kesusahan.
Kuota Internet yang cepat habis.
Mungkin enak bagi yang rumahnya sudah terpasang Wifi, karena tidak usah khawatir kehabisan Kuota internet, tapi bagi yang masih menggunakan data dari kartu SIM, maka kekhawatiran kehabisan Kuota adalah hal yang sering terjadi.
Bahkan tak jarang teman saya kehabisan Kuota saat tengah mendengarkan Dosen di Zoom Meeting. Meski pemerintah sudah memberikan bantuan berupa Kuota gratis, tapi sayangnya hal tersebut tidak sepenuhnya membantu, karena beberapa orang memerlukan lebih banyak Kuota, baik untuk urusan kerja ataupun sekolah.
Tugas yang semakin menggunung.
Ini adalah hal yang terburuk dari Pelajaran jarak jauh. Tugas yang semakin banyak dan mulai menggunung. Tak jarang Dosen hanya akan memberikan materi berupa PDF, lalu memberikan tugas yang tidak ada jawabannya pada PDF tersebut.
Hal ini sangatlah menyebalkan, banyangkan saja, kita bayar mahal-mahal untuk kuliah, tapi kita hanya mendapatkan PDF yang bisa kita download melalui Internet. Belum lagi dengan batas waktu atau Deadline yang diberikan.
Meski terkadang tugasnya hanya berisi soal yang bisa ditemukan jawabannya di Internet, tapi jika waktu pengerjaannya hanya sampai waktu kuliah habis (1 setengah jam), maka tentu saja para Mahasiswa akan keteteran untuk menyelesaikan tugasnya secepat mungkin.
Terkadang ada juga Dosen yang menyuruh untuk membuat video untuk menyelesaikan tugas yang dia berikan. Tentu saja membuat video membutuhkan waktu yang cukup lama, jadi ada banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas tersebut dengan asal-asalan.
Tugas yang sangat banyak dari para Dosen jelas membuat para Mahasiswa stress dan berakhir menumpuk seperti gunung, karena mahasiswa mulai malas mengerjakan tugas yang tidak ada habisnya tersebut.
Tidak dapat menikmati fasilitas kampus.
Karena Mahasiswa dilarang untuk berkumpul di kampus, meski kampus tersebut, maka sangat jarang bagi mahasiswa dapat menikmati fasilitas kampus seperti wifi ataupun buku di perpustakaan.
Sangat menyebalkan rasanya jika kita membayar mahal-mahal untuk dapat kuliah, tapi kita sendiri tidak dapat merasakan nikmatnya fasilitas kampus. Setidaknya bagi Mahasiswa lama seperti Saya, masih bisa menikmati fasilitas tersebut sebelum pandemi, tapi bagi yang baru masuk, maka tak jarang dari mereka yang belum pernah merasakan fasilitas tersebut.
Sulit menangkap pelajaran dari Dosen.
Tak jarang dari teman-teman saya yang nilainya menurun, karena mereka tidak dapat menangkap dengan jelas apa yang dijelaskan oleh Dosen. Untuk diri Saya sendiri, Saya merasa kesusahan karena kurangnya sinyal yang menyebabkan penjelasan dari dosen terputus-putus.
Beberapa mahasiswa nilainya berkurang, karena tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan benar, karena tidak adanya teman yang membantunya untuk mengerjakan tugas tersebut. Malahan ada yang tidak mengerjakan tugas sama sekali, karena tidak mengerti apa yang harus dia lakukan dengan tugas yang diberikan.
Karena Saya berkuliah di jurusan Komputer, maka Codingan adalah hal yang wajar Saya terima sebagai tugas kuliah. Untung saja saya bisa mengatasi tugas-tugas yang diberikan oleh Dosen, tapi sayangnya beberapa teman saya tidak dapat mengerjakan tugas tersebut, karena mereka tidak begitu paham tentang Coding.
Selama masa PJJ ini, kami diharuskan banyak-banyak mengambil refensi sebanyak mungkin dari luar kampus atau kami tidak akan pernah bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh Dosen, karena kurang jelasnya penjelasan dari Dosen saat PJJ.
Sulitnya berdiskusi ataupun belajar bersama.
Sebelum dimulainya pandemi, kami bisa dengan leluasa berdiam diri di kampus untuk sekedar mengobrol santai atau berdiskusi serius, kami juga bisa dengan bebas mengerjakan tugas bersama-sama, tapi sejak pandemi, kami sangat jarang untuk bertemu, karena jarak rumah kami yang cukup jauh satu sama lain.
Bagi yang rumahnya masih dekat dengan teman kuliah lainnya, maka mereka masih bisa berkumpul untuk berdikusi ataupun mengerjakan tugas bersama, tapi bagi orang seperti Saya yang tidak memiliki teman kuliah yang rumahnya dekat, Saya harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk sekedar mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh Dosen.
Jujur saja, kurangnya waktu belajar bersama membuat Saya cukup kesulitan untuk mengembangkan diri Saya. Memang benar Saya masih bisa mendapatkan materi dari Internet, tapi hal tersebut belumlah cukup bagi Saya untuk bisa berkembang. Berdiskusi dengan teman dan bertukar pikiran bisa menjadi cara yang paling tepat untuk dapat berkembang menjadi sosok yang lebih baik.
Itulah sedikit keluh kesah Saya selama menjalankan PJJ, apakah kalian memiliki pengalaman yang sama dengan Saya? atau kalian mengalami masalah yang lebih parah dari pada yang saya alami? Kalian bisa membagikan pengalaman kalian di kolom komentar.
Semoga kalian bisa menjadi sosok yang lebih baik di tengah-tengah pandemi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar